BKAD Natuna
Tuntut “Naik Kelas”
MN. Natuna – Aparatur
perangkat desa Se Kabupaten Natuna, yang tergabung dalam BKAD (Badan Kerjasama
Antar Desa) belum lama ini, menuntut hak “naik
kelas” kepada pemerintah Kabupaten, upaya ini dilakukannya lewat hearing
dengan lembaga legislatif, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Natuna akhir Januari
lalu.
Mewakil
himpunan perangkat desa, Yohanis selaku koordinator para kades se-kabupaten
natuna yang juga merangkap sebagai kades sabang mawang kecamatan pulau tiga
mengawal pertemuan ini dengan para pejabat teras.
Beberapa
poin yang menjadi dasar tuntutan BKAD diantaranya, mereka menilai pemerintah
kabupaten tidak pernah memberikan perhatian peningkatan anggaran desa, baik ADD
(Alokasi Dana Desa) dan operasinalnya. Meminta BLM PNPM dari APBD yang
dianggarkan perdesa, dapat dikelola langsung oleh desa dan masuk kas desa
sementara kader pengelolanyanya dipisahkan dari pelaku PNPM pusat.
Mereka
juga mengusulkan angggaran tunjangan jabatan bagi kepala desa yang telah
berakhir masa jabatannya, alias semacam tunjangan pensiunan atau pesangon,
dengan dalih kepentingan masyarakat guna menunjang prioritas pembangunan yang
terdapat dalam RPJMDES dan RKP Desa, BKAD mengusulkan plot anggaran pertahunnya
sebanyak Rp 1 milyar, jika disetujui, dalam rentang selama 5 tahun, mereka
menjamin kebutuhan pembangunan infrastruktur desa untuk masyarakat terpenuhi.
Karena RPJMDes dibuat dengan proses waktu, kajian dan pertimbangan yang tidak
berdasar rekayasa atau karangan.
Harapan
RPJMDES ini dipicu berdasar perintah BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa)
yang menugaskan kepada perangkat desa untuk membuat RPJMDES dan RKPDESA pada
tahun 2011 lalu. Dengan keperluan peningkatan kinerja desa dan sebagai bahan
rujukan desa dalam menentukan arah pembangunan desa selama lima tahun kedepan.
Namun faktanya BKAD kecewa mengingat konsep tersebut tidak terealisasi, justru
proyek penunjukan langsung (PL) milik Legislatif yang dianggap bukan prioritas
kebutuhan desa bermunculan di desa-desa.
Wakil
Ketua II DPRD Natuna Ir.Dwitra Gunawan dalam keterangan singkatnya menilai,
dirinya bersama jajaran anggota di legislatif menyambut baik niat dan aspirasi
BKAD, hal ini bakal dijadikan catatan untuk disampaikan kepada pihak eksekutif,
namun sebelumnya, ketua DPRD Hadi Chandra selaku pimpinan rapat dalam kesepakatannya
bersama anggota, berencana mengundang kepala daerah untuk berinteraksi, guna
mencari solusi, soal keinginan para kades ini.
Ditempat
terpisah, Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si yang dimintai komentarnya,
menolak tuntutan BKAD mengambil alih dana BLM PNPM yang diterima Rp500 juta per
desa, kedalam kas desa, dengan pertimbangan dan mekanisme yang ada, realisasi
kegiatan pembangunan sudah berjalan sesuai harapan, efisien dan efektif.
“PNPM ada aturannya saya mengadopsi basis PNPM dari pusat lebih ekonomis,
efektif dengan tidak dicampuri pemerintahan desa, masyarakat yang menginginkan,
merancang, mengerjakan dan mengawasi, jadi, sistem yang sudah sangat baik ini
tidak mungkin diganggu gugat, kecuali selama ini banyak masalah dan kegagalan,
apalagi Kabupaten Natuna merupakan satu-satunya yang menganggarkan dana sharing
dari PNPM Pusat.”
Sementara
untuk keinginan yang lainnya, akan didudukan bersama lembaga legislatif
membahas kajian pertimbangan dan mencari dasar hukum atas kelayakan tuntutan
tersebut.
Soal
keinginan pengalihan anggaran PNPM integrasi ini, Kepala BPMD Drs Yacob Ismail
menanggapi dingin tuntutan tersebut, kendati munculnya kekhawatiran jika Bupati
selaku pimpinan mengabulkan keinginan para kades ini, pasalnya Yacob mengakui
bahwa secara kedinasan, mau tidak mau yang dilakukan adalah berdasar loyalitas
kepada atasan, namun secara pribadi dirinya bertolak belakang jika anggaran ini
harus dicampur tangani oleh aparatur desa.
Mengingat,
hasil karya PNPM sudah diakui keberhasilannya secara nasional bahkan se asia,
jika diperlukan, anggaran pembangunan yang berbentuk fisik infrastruktur desa,
dari APBD Natuna secara keseluruhan menggunakan basis PNPM, namun karena
regulasi birokrasi dan sistem administrasi, hal ini tidak mungkin dilakukan.
Berdasar
tanggapan sejumlah masyarakat desa yang berhasil dihimpun koran ini, menilai
tuntutan BKAD terlalu ekstrim, melihat dari kualitas kinerja pembenahan
struktur danpembangunan desa yang belum maksimal sampai saat ini, terlebih lagi
banyaknya oknum aparatur desa yang tersentuh hukum, pasal penyelewengan
anggaran desa.
Ini
merupakan catatan yang tidak begitu baik, yang artinya bukan prestasi, jika
mereka menuntut pengelolaan anggaran yang lebih besar dengan alasan kepentingan
pembangunan masyarakat, tentu menjadi tanda tanya besar, apakah mereka tidak
tergiur dengan jumlah yang begitu banyak, disamping itu pemerintah daerah yang
membawahi dinas,badan,bagian dan kantor apakah harus dihapuskan, lantaran
anggaran kegiatan pembangunan sudah ditangani masing-masing desa.
Terlebih
soal keinginan tunjangan akhir masa jabatan, ini menjadi pertanyaan, bukan
pernyataan, hidup di negara indonesia bagian mana yang memberlakukan pejabat
politisnya dengan memberikan pesangon apalagi pensiun, jangankan setingkat
kades, bupati, gubernur, presiden pun tidak menerima tunjangan. Untuk itu,
hendaknya jajaran BKAD dapat membuat kajian yang realistis dan elegan,
sementara pemkab sendiri diharapkan mampu memberikan pencerahan komunikasi dan
pandangan, serta tegas sesuai komitmen atas kemungkinan sikap kecewa BKAD yang
timbul.(Hermann).
Tahun
ini, Kelarik Dapat Jatah 12 Miliar
MN.Natuna - Desa Kelarik
Kecamatan Bunguran Utara, pada tahun 2013 ini mendapat perlakuan istimewa dari
Pemkab Natuna, dilihat dari besaran plot anggaran pembangunan infrastruktur di
Kecamatan ini yang mencapai Rp 12 milyar lebih, dari Rp1.620 Triliun total APBD
murni Natuna.
Adapun
anggaran tersebut disiapkan, untuk melaksanakan percepatan sekaligus pemerataan
pembangunan sesuai visi Bupati dan Wakil Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.Si -
Imalko Ismail S.Sos
Menuju
masyarakat Sejahtera Makmur Seimbang, mengingat daerah ini masih terisolir
jalur penghubung transportasi sektor darat.
Untuk
tahap lanjutan peningkatan jalan Batubi Jaya-Kelarik, dianggarkan Rp2.5 milyar,
sejalan dengan pembukaan jalan Kelarik- Teluk Buton dengan kisaran anggaran
Rp2.531 milyar, Rp500 juta untuk peningkatan pelabuhan, total mencapai Rp8.134 milyar untuk sejumlah kegiatan
fisik di Kelarik yang dikelola Dinas PU (pekerjaan Umum) serta Rp2 milyar di
Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) belum termasuk yang dikelola
beberapa dinas dan badan ditingkat Kabupaten.
Hal
tersebut dibenarkan Ilyas saat kunjungan kerja dan peresmian bangunan PNPM
integrasi di Kelarik akhir Januari lalu, menurutnya daerah ini merupakan bagian
dari Natuna yang juga menjadi tanggungjawab pemerintah setempat, memberikan
perlakuan dan perhatian yang sama dengan daerah lainnya.
Tentu
menjadi sebuah harapan besar dengan rampungnya pembangunan jalan Kelarik ke
ibukota kabupaten, dapat memberikan dampak positif yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat tempatan, terutama dalam mendongkrak kesejahteraan ekonomi
kerakyatan, disamping multiplayer effect yang akan timbul nantinya.
Pada
momen kunjungan ini, Ilyas juga meresmikan sejumlah kegiatan PNPM (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat) integrasi, yang bersumber dari APBD Natuna
Tahun 2012, diantarannya, Rabat beton Kelarik, bongkar muat Kelarik, rabat
beton Kelarik Air Mali,rabat beton Desa Belakang Gunung, tembok penahan ombak
Desa Seluan Barat, rabat beton Desa Air Mali dan alat raga Marching Band SMAN 1
Bungut.
Mendengar
Wacana tersebut, Camat Bunguran Utara Sabki Muhammad mengaku sangat bertemrima
kasih atas perhatian pemerintah, mengingat kemandiriaan masyarakat diwilayah
kerjanya, untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masih terhambat oleh
jalur penghubung, ditambah lagi meningkatnya kebutuhan mobilitas masyarakat
yang mulai produktif.
Dengan
adanya alternatif jalan darat, ini akan membantu memberikan kemudahan bagi
masyarakat, tidak hanya yang berdomisili di Kelarik, tetapi juga kunjungan dari
kabupaten ke daerah ini, ketimbang jalur laut, biaya transportasi sektor darat
jauh lebih efisien, efektif dan optimal, membuka peluang bagi pelaku usaha dan
penyedia jasa angkutan barang serta penumpang.(Hermann).
.
3
Ribu Lebih Masyarakat Natuna Kantongi e-KTP
MN.Natuna- Sebanyak 25
persen dari jumlah penduduk wajib KTP di Kecamatan Bunguran Timur, mengantongi Kartu
Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP), katu identitas kependudukan ini
diserahkan secara simbolis oleh Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si akhir
penghujung bulan kemarin.
Ilyas
menyebutkan, dari 12.081 orang wajib KTP di Kecamatan Bunguran Timur, baru
sekitar 3.984 orang yang menerima e-KTP pada gelombang perdana ini. Selebihnya
bakal diserahkan pada tahap berikutnya, menyusul pengiriman logistik dari
Departemen Dalam Negeri (Depdagri), baru akan didistribusikan kepada warga di
11 kecamatan lain yang belum menerima.
“ Karena e-KTP
ini dicetak di Jakarta, dari daerah hanya mengirim berupa biodata dan rekaman
foto saja, jadi perlu proses waktu dan
antri dengan daerah lain Se Indonesia.”
Dirinya juga
mengharapkan agar penerima e-KTP bisa merawat kondisi fisik tanda identitas
ini, untuk keperluan legalitas kependudukan dan keperluan administrasi, sehingga tidak
perlu dilakukan penerbitan duplikat lagi, mengingat proses penerbitan dan
rentang jarak yang menelan waktu lama, apalagi jenis identitas ini diberlakukan
secara nasional dengan masa berlaku seumur hidup.
Dengan
adanya e-KTP ini, juga sangat membantu pemerintah dalam hal memberikan
pelayanan masyarakat, serta menghindari terjadinya kepemilikan identitas ganda
karena domisili warga yang kerap berpindah-pindah.
Camat
Bunguran Timur Ferizaldy menambahkan, dari jumlah penerima e-KTP ini, masih
terdapat sekitar 1.604 orang belum
terdata dalam perekaman, ini dimungkinkan untuk mengikuti perekaman di
kecamatan terdekat, yang belum melakukan pengiriman data ke Depdagri, serta
merekap ulang data penduduk Natuna Dispendukcapil (Dinas penduduk dan catatan
sipil) setempat terhadap warga yang
sudah pindah dan meninggal dunia.
Berdasar
survey pendataan penduduk wajib KTP di
Kecamatan Bunguran Timur, mencapai 13.682 orang, namun yang sudah teregister
dalam perekaman data elektronik baru 12.081 orang, ini berarti masih ada 1.604
orang lagi yang belum terdata.
Sementara
berdasar temuan yang berhasil dihimpun koran ini, pemerintah pada tahun sebelumnya
pernah menerapkan program serupa, namun kegagalan itu kembali diluncurkan pada
tahun berikutnya, sehingga ini dinilai pemborosan anggaran atau mubajir.
“1.604 jiwa
yang belum merekam. Ini banyak Hal, mungkin sudah merekam di Tempat lain, atau
yang berada di luar Daerah seperti mahasiswa atau pun berkemungkinan juga yang
sudah meninggal sehingga tidak merekam lagi ditempat yang telah ditentukan
ini”.
Tambah
Ferizaldy lagi, dari sekian banyak jumlah yang telah melakukan rekaman E-KTP,
untuk sementara ini hanya sebanyak 3.984 KTP yang telah dikirim dari Pusat atau
lebih kurang 25 persen.
Dalam
proses pengambilan e-KTP ini, masyarakat diwajibkan merekam kembali data diri
penduduk yang bersangkutan, kemudian menarik KTP lama untuk dimusnahkan dan
mengganti dengan KTP Elektronik. (Afrizal).
..
Bungtim
Gelar STQ Tingkat Kecamatan
MN.Natuna-
Hujan deras yang mengguyur hampir merata di Pulau Bunguran, tidak mengurangi
antusias ratusan peserta yang ikut memeriahkan rangkaian pawai taaruf STQ V
Kecamatan Bunguran Timur, di Desa Sepempang belum lama ini. Pada agenda STQ
tingkat kecamatan ini, sedikitnya diikuti oleh tiga kelurahan diantaranya,
Kelurahan Ranai Kota, Ranai Darat dan Bandarsyah, serta Desa Batu Gajah, Sungai
Ulu dan Desa Sepempang selaku tuan rumah.
Pawai Taaruf yang dilepas dari
lapangan bola kaki SDN 02 hingga Kantor Desa Sepempang ini, merupakan tradisi secara
umum, mengawali rangkaian penyelenggaraan mulai dari STQ, MTQ yang ada
ditingkat Kecamatan, Kabupaten Provinsi hingga nasional.
Untuk melangsungkan 8 cabang
tilawah ini, Kecamatan Bunguran Timur memerlukan waktu pelaksanaan selama empat
hari 8-11 Februari, yang dipusatkan di Halaman Kantor Desa Sepempang, dengan
melibatkan masing-masing cabang mewakili sekitar empat orang dewan hakim.
Camat Bunguran Timur Feryzaldi
menyebutkan momentum ini merupakan ajang untuk mnyeleksi bibit qori dan qoriah terbaik,
untuk dipertandingkan di MTQ tingkat Kabupaten yang diagendakan pada Bulan
Oktober 2013 mendatang .
“Pastinya,
saya mengharapkan peserta yang lolos seleksi tilawah ditingkat Kecamatan, dari
Bunguran Timur ini, nantinya bisa memberikan kebanggaan dan mengharumkan daerah
yang diwakilinya dalam MTQ tingkat Kabupaten.”
Sebab itu, bersama komponen
terkait, baik itu dewan hakim dan panitia LPTQ Kecamatan setempat, dirinya
meminta agar berupaya sebaik mungkin menyeleksi potensi bibit qori dan qoriah
yang ada, secara objektif.
Ia juga menyampaikan, pada
kegiatan STQ tingkat kecamatan ini, penunjukan tempat pelaksanaannya berdasar
musyawarah antara pihak LPTQ Kecamatan, pemerintah kecamatan, kelurahan dan
aparatur desa terkait, berikut membahas kepanitiaan dan sumber anggaran untuk
kegiatan.
Lebih Jauh, Bupati Natuna Drs
H.Ilyas Sabli bersama Ketua umum LPTQ Kabupaten Imalko Ismail S.sos telah
mengambil kesepakatan, untuk mempercepat pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten pada
Bulan Oktober 2013 mendatang, selain pergeseran waktu pelaksanaan yang
disebabkan oleh benturan dengan jadwal pemilihan legislaif pada Bulan Maret
2014, mereka juga mengambil sikap untuk menunjuk Bunguran Timur sebagai tuan
rumah.
Berdasar
penempatan lokasi pelaksanaan, MTQ tingkat kabupaten ini dilaksnakan di Kelarik
Kecamatan Bunguran Utara, namun karena faktor kondisi infrastruktur jalan
penghubung yang tidak mendukung, ditambah lagi waktu pelaksanaan yang tersisa 7
bulan, dikhawatirkan pengerjaannya tidak rampung oleh panitia setempat. Karena
idealnya persiapan pembangunan astaqa, lapangan hingga sarana gedung seperti
yang dilaksanakan di Kecamatan serasan dan Midai, memerlukan waktu sekitar 2
tahun. Sehingga untuk pelaksanaan MTQ tingkat kabupaten di Kelarik, dijadwalkan
mendapat giliran pada tahun 2016 mendatang.(Hermann/Afrizal).).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar