Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si
Kinerja
Mesin Pembangkit Listrik Carut marut
Dari
Tiga Bintang Ke Tiga Bintang
MN, Natuna – Menyusul pasca
berakhirnya kontrak kerjasama jual beli daya listrik antara Perusahaan Daerah
(Perusda) dengan rekanan PT.Tiga Bintang pada bulan Agustus 2012 mendatang,
Pemkab Natuna menaruh harapan agar pembangunan mega proyek mesin pembangkit
listrik sebesar 6 MW di Pering Bandarsyah rampung sesuai jadwal.
Ironisnya,
sebelum kontrak ini berakhir, kinerja perusahaan asal Surabaya ini tidak
memuaskan, dari beberapa waktu terjadi pemadaman listrik, pelanggan yang klaim
kepada pihak PLN setempat, tidak bisa berbuat banyak, karena kendala teknisnya
disebabkan oleh kerusakan unit mesin milik Tiga Bintang, terkadang trip
sehingga daya yang disingkronkan ke PLN mengecil.
Kondisi
ini tidak jarang membuat pihak PLN kesal menerima hujatan pelanggan yang tidak
tahu masalah teknis sebenarnya, karena masyarakat hanya tahu PLN adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pelayanan jasa listrik.
Hal
ini kerap terjadi sepanjang performance mesin berlogo Caterpilar ini, tidak
mendapat perawatan berkala yang cukup dari tenaga teknisi operator, sudah pasti
fungsi dan kondisi mesin tidak dapat bekerja maksimal. Dari informasi yang
dihimpun dilapangan, PT Tiga Bintang juga kerap kehabisan bahan bakar,
terkadang harus meminjam dengan PLN, karena perusahaan ini tidak memiliki stok
cadangan BBM yang cukup.
Masalah
demi masalah seputar daya listrik di Natuna, dimungkinkan tidak pernah
berujung, apalagi setelah mesin pembangkit berkekuatan 6 MW yang tengah dirakit
di Pering Bandarsyah bisa mengaliri listrik ke masyarakat, pasalnya mesin
penambah daya untuk Natuna ini merupakan barang milik perusahaan yang sama,
hanya sumber anggaran untuk proses pengadaannya saja yang berbeda.
Kalau
yang sampai saat ini mengalir kemasyarakat, hasil kontrak kerjasama jual beli
daya PT Tiga Bintang dengan pemerintah setempat melalui perusahaan daerah,
sedangkan mesin besar yang baru akan dioperasikan pada bulan September mendatang,
merupakan hasil lelang tender PLN ditingkat pusat dengan sistem jual beli daya
yang sama.
Kerjasama
jual beli daya pemerintah dengan perusahaan ini, tidak hanya untuk di Ibukota
kabupaten (Pulau Bunguran), melainkan juga disejumlah kecamatan seperti
Bunguran Utara, Subi, Pulau tiga dan Midai, dikecamatan Midai, perusahaan ini
juga tidak memberikan pelayanan yang semestinya, sejak akhir 2011 lalu, hingga
saat ini mesin miliknya belum beroperasi sebagaimana mestinya.
Dengan
berbagai alasasn kerusakan komponen mesin pembangkit, seharusnya pihak pemilik
bisa mengatasinya dengan menyiapkan suku cadang di Natuna, karena kerusakan
yang terjadi masih berkisar antara boster, piston dan dinamo. Perkembangan
daerah sangat bergantung dengan kemampuan suplai listrik yang memadahi, jika
masih hidup mati, mustahil dapat menarik pengusaha dari luar daerah untuk
melirik Natuna dan berinvestasi.
Bupati
Natuna Drs H.Ilyas Sabli Msi yang dimintai komentarnya, mengaku kecewa, dengan
aksi padam listrik, tanpa pengecualian, dirinyapun ikut merasakan mati lampu.
kinerja mesin pembangkit listrik PT.Tiga Bintang yang tidak profesional
berperan sebagai mitra pemerintah dalam hal pelayanan jasa jual beli daya
listrik cukup dilema, karena kalau harus menggandeng perusahaan lain menjelang
habisnya kontrak, memerlukan waktu yang lama, mulai dari negosiasi, ikatan
kontrak hingga perakitan mesin di Natuna.
Bisa
jadi sebelum mesin dari perusahaan lain itu hidup, mesin pembangkit berukuran
besar yang ada di Pering sudah running dan mengalir kemasyarakat. Mau –tidak
mau harus dijalani menjelang hidupnya mesin besar itu, dirinya berharap,
pekerjaan perakitan hingga running test nantinya bisa tepat waktu sesuai
jadwalnya September mendatang.(Hermann).