Jumat, 29 Maret 2013


Ilyas Siap Jadi Kades Di Serasan

MN.Natuna – Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si mengaku siap untuk menjadi kepala desa di Kecamatan Serasan, ini menjadi pilihan alternatifnya untuk tetap bisa mengabdi terhadap masyarakat, meskipun wilayah cakupannya jauh lebih kecil. Bahkan Ia juga menerangkan menjadi seorang kades di Desa Genting  adalah bagian dari cita-citanya.

Ungkapan yang disampaikan dihadapan masyarakat desa Pangkalan ini, merupakan kata sambutan dalam peresmian desa pemekaran baru, yang dimaksudkan jabatan kades ini sebagai bentuk pengabdian sekaligus kecintaannya terhadap kampung kelahirannya ini, sehingga hal ini dapat memberikan memotivasi warga untuk mandiri dan terus mengembangkan diri dan potensi daerah ini, karena menurutnya, tempat ini memiliki banyak potensi unggulan seperti sektor pertambangan, wisata dan pertanian.

“Saya siap untuk menjadi kades, di Desa Genting saya siap untuk mengabdi kepada masyarakat di kampung halaman saya, jika memang saya sudah tidak dipercaya untuk memimpin daerah (Kabupaten Natuna sebagai Bupati-red) ini .”

Kecamatan Serasan juga merupakan satu dari beberapa daerah yang ada di Natuna, dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat cukup baik, hal ini dibuktikan dari kesungguhan pihak perbankan yakni Bak Riau Kepri, untuk membuka cabang di Kecamatan Serasan, saat ini mereka tengah, melakukan persiapan kelengkapan administrasi, setelah rampung, dijadwalkan pada Bulan Mei mendatang, Gubernur Kepri bakal berkunjung dan meresmikannya.

Desa pangkalan ini punya potensi untuk maju, karenanya, masyarakat hendaknya jangan pesimis, banyak pengusaha yang mnyimpa harta bendanya cuma simpan dibawah bantal.lebih baik diinvetasikan di Bank nantinya, karena selain kadar bunga tabungan yang menjanjikan, ini juga menjadi tabungan bagian dari masa depan.

Memang masih banyak infrastrutur masih sangat minim, namun hal ini jangan dijadikan budaya malas dan manja, hanya mengharapkan anggaran darii APBD, seperti menunggu buah jatuh dari pohonnya, potensi wisata seperti Pantai Sisi jika dikelola melalui Peraturan desa (Perdes), mampu mendongkrak Pendapat Asli Desa.

Dalam keterangan singkatnya kepada MN, Ilyas bertekad untuk membangun kampung halamannya secara optimal, salah satunya peningkatan infrastruktur jalan lingkar di Kecamatan Serasan, pada tahun anggaran 2012 lalu, peningkatan dan penambahan volume lebar jalan sudah dimulai, rencananya ini bakal direalisasikan secara bertahap, mengingat Natuna memiliki keterbatasan dana, serta harus melaksanakan pemerataan pembangunan di 12 kecamatan.

Dilakukannya peningkatan jalan lingkar ini menjadi kebutuhan mendesak, karena hampir setiap ruas jalan sudah mengalami kerusakan, ditambah lagi ekonomi serta kesejahteraan penduduk kian membaik, sehingga aktifitas kendaraan bermotor terus bertambah, baik jenis roda dua, tiga dan empat.(Hermann).


Listrik Serasan “Takut” Matahari

MN.Natuna – Seperti rotasi bulan dan matahari, mereka saling bergantian memberikan cahaya bumi, begitu kiasan yang terjadi pada layanan jaringan listrik di Kecamatan Serasan, hal ini diketahui setelah Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli  M.si beserta rombongan Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam kunjungan kerjanya awal Maret lalu.

Saat siang hari, aliran listrik dikecamatan ini mengalami pemadaman bergilir sebesar dua travo atau sekitar 100 Kw, hal ini disebabkan adanya kerusakan komponen dan keterbatasan daya mesin PLTD milik PLN setempat, sedangkan malam harinya dilakukan operasi mesin PLTD PT Tiga Bintang yang dikelola melalui Perusahaan Daerah (Perusda).

Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perusda diminta Bupati untuk meninjau serta mengurusi permasalahan ini, mengingat, sistem jual beli daya listrik dengan pihak ketiga yang disubsidi Pemkab, merupakan bentuk pelayanan masyarakat disejumlah kecamatan yang belum tersentuh atau terakomodir jaringan listrik PLN seperti di Kecamatan serasan, Subi, Kelarik dan Pulau Tiga.

Direktur Barang dan Jasa Perusda Suparman menyebutkan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan berkordinasi kepada operator mesin milik PT Tiga Bintang, guna merubah pola sistem operasional mesin perusda pada malam hari, mengingat pada saat ini merupakan beban puncak dimana pemakaian terbanyak digunakan pelanggan.

Sementara pada sistem operasi mesin PLN akan dijalankan pada siang hari, saat ini jumlah pemakaian beban puncak di Kecamatan Serasan sudah mencapai 500 Kw lebih, sedangkan mesin PT Tiga Bintang hanya memiliki beban terpasang 450 Kw, karena itu, permasalahan ini akan dilaporkannya kepada Bupati, dengan harapan pemerintah dapat merealisasikan permohonan untuk menambah kekurangan subsidi daya menjadi 600 Kw.

Pada siang hari, mesin PT Tiga Bintang tetap akan mendampingi operasi mesin PLN, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya short jaringan, karena keterbatasan daya,

“ Kami (Perusda-red) tidak mau selalu dikambing hitamkan, selalu dianggap tidak bisa memberikan pelayanan listrik kepada masyarakat, setiap pemadaman, masyarakat menyalahkan PLN, sementara PLN menyalahkan Perusda, karena itu, dengan pertukaran pola nantinya, akan dirasakan masyarakat pelayanan pihak mana yang kerap terkendala.”

Untuk aksesori jaringan listrik di Kecamatan serasan ini, dinilai sudah mencukupi, karena belum lama ini, pemkab juga menambah investasi komponen seperti travo sisip dan travo induk untuk daerah ini, sehingga terjadinya pemadaman bergilir ini, murni disebabkan keterbatasan daya mesin pembangkit listrik.(Hermann).

Keterangan Foto : Direktur barang dan jasa Perusda Suparman insert rumah mesin unit PLTD Tiga  Bintang di Kecamatan Serasan..........................................


Pemprov Siapkan 5 M Lebih Untuk Jalan Pring

MN.Natuna – Jalan tembus sepanjang 4,2 kilo meter Penagi- Pring Bandarsyah di Natuna, tahun 2013 ini bakal dilelang, kegiatan peningkatan jalan lapis hotmix ini diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Kepri melalui dinas Pekerjaan Umum (PU). Adapun untuk pembangunan jalan ini menelan anggaran sekitar Rp 5 miliar lebih.

Hal ini disampaikan Gubernur Kepri H.M Sani dalam kunjungannya belum lama ini, menurutnya jalan tembus Pring, merupakan satu dari sekian banyak proyek untuk Natuna yang digelontorkan tingkat provinsi, untuk kepentingan masyarakat dan akses mobilitas pertumbuhan serta percepatan pembangunan.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah provinsi dan tingkat kabupaten, sepakat untuk melakukan sharing anggaran kegiatan pembangunan jalan ini, sementara untuk pembangunan jembatannya dibebankan oleh Kabupaten, kegiatan ini ditargetkan rampung dan bisa digunakan pada tahun 2014 mendatang, karena jalan ini merupakan akses penghubung barang dan jasa untuk masyarakat di Ibukota Kabupaten dari pelabuhan Perhubungan Penagi.

Kepala Dinas PU Natuna Drs.Minwardi menyebutkan, untuk pembangunan jembatan sungai Pring, akan direalisasikan atas yang disepakati dengan Pemprov Kepri, namun demikian, kegiatan pembangunan jembatan ini tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2013 secara bersamaan dengan pengerjaan jalan, mengingat, akan menghambat aktifitas alat berat dan angkutan bahan material.

Satu hal terpenting, saat ini Pemkab Natuna melalui dinas PU tidak memiliki kebutuhan anggaran yang dimaksud, karena belum dilakukan rancangan Detailed Engineering Design (DED) maupun pengerjaan fisiknya, sehingga akan dikerjakan pada tahun 2014 mendatang. Adapun tafsiran untuk pembangunan ini memerlukan pagu dana sekitar Rp 2 miliar lebih.        

Lebih jauh Minwardi juga menyebutkan, selain pembangunan fisik dari Provinsi Kepri, pemerintah pusat juga meluncurkan sujumlah proyek dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahunn 2013 ini, yang mencapai total Rp136 miliar lebih diantaranya, peningkatan dan pelebaran jalan Cemaga- Sungai Ulu sepanjang 7,5 kilo meter, pembangunan hotmix 4 kilo meter, peningkatan overlay Ranai-Simpang Tanjung 2 kilo meter, overlay simpang Tanjung - Tg Datuk 12 kilo meter, pembangunan jalan simpang Tanjung- Tg Datuk 5 kilo meter, pembangunan jembatan Sei Mitan Rp10 miliar, jembatan Air Maran Desa Pengadah Rp6,8 miliar, jembatan Sei Bemban Rp6,8 miliar, jembatan Air Udang Desa Pengadah Rp3,3 miliar.    

Sedangkan pemkab Natuna tahun ini bakal melaksanakan pembukaan jalan Teluk Buton-Kelarik, sedangkan Batubi-Tapau-Selat Lampa, sekarang suduah mulai dirintis pemprov Kepri membuka jalan sepanjang 5 kilo meter dari Teluk Buton-Kelarik dengan anggaran sebesar Rp 5 miliar, tahun 2012 lalu dilaksanakan pembukaan jalan dari Kelarik –Teluk Buton yang menelan Rp 7 miliat, dengan total volume sepanjang 42 kilo meter.

Menyikapi maraknya komentar masyarakat soal kualitas pengerjaan jalan hotmix di Natuna, Minwardi menyebutkan, penyebabnya oleh pagu anggaran yang minim, sehingga hanya dilakukan satu lapis, idealnya untuk menahan beban tonase kendaraan bermotor diatas 8 ton, konstruksi jalan hotmix harus dikerjakan dua lapis. Sehingga mulai tahun ini, pola tersebut dalam pelelangan babkal dirubah spesifikasi volume kerjanya.

“ Lebih baik volumenya kecil, tapi kualitas pemakaian jauh lebih tahan, daripada seperti yang sudah-sudah, nanti dinas PU yang bakal mengambil kebijakan untuk merombak mekanismenya ditahun berjalan, karena yang kita lelang bukan pagu,”

Seperti proyek jalan yang dikerjakan dari pemerintah pusat, mengingat selama ini dinas melakukan pelelangan kegiatan berdasar survey tenaga konsultan perencanaan.(Hermann).    

Keterangan foto wajah : Kadis PU Kabupaten Natuna Drs Minwardi...................................................


·      Terkait Sengketa Penguasaan Asrama Natuna

Limit Habis, Wabup KKA Minta Masa Tenggang

 

MN, Natuna – Wakil Bupati KKA Kabupaten Kepulauan Anambas H.Abdul Hariz bakal mengambil tindakan persuasif melalui dinas pendidikan setempat, upaya ini terkait adanya informasi bahwa mahasiswa asal KKA mulai geriliya menduduki gedung kedua, asrama mahasiswa asal Natuna di Jakarta yang merupakan aset Pemkab Natuna. Aset dua gedung mewah ini dibeli pemkab senilai Rp 5 miliar dari tahun anggaran 2007. 

Mengingat sebelumnya, mahasiswa asal KKA ini lebih dulu menghuni seutuhnya gedung asrama mahasiswa putra asal Natuna beralamat di jalan Tebet Timur Dalam II No.97 di Jakarta, gedung berlantai dua dengan fasilitas 9 kamar tidur ini dicabut papan plang nama kepemilikan Natuna, sedangkan asrama putrinya hanya memiliki 5 kamar tidur sudah 50 persen dihuni KKA, beralamat  Jl Tebet Timur Dalam VIIIi No 6 Jakarta Selatan.

Disamping itu ijin pakai sementara pemerintah KKA terhadap penggunaan aset pemkab Natuna ini, sudah habis limit, artinya sudah sepantasnya mereka angkat kaki menyerahkan kepada pemiliknya. Namun menurut Haris, dirinya telah mengajukan kompensasi waktu pemakaian, seiring proses pencarian gedung untuk pengadaan asrama mahasiswa asal KKA di Jakarta.

Ini menyebabkan timbulnya ketidaknyamanan bagi mahasiswa asal Natuna yang seharusnya, diprioritas menempati sebagai tuan rumah. Kenyataannya justru mereka yang mengalah dan mencari tempat kost diluar asrama gratis yang sudah difasilitasi oleh pihak pemerintahnya.

Sebab itu, ini menjadi masukan positif bagi pemerintah KKA, sebagai bahan evaluasi, meskipun diluar daripada permasalahan ini, dirinya mengaku kecewa atas isu tindak tanduk mahasiswa asal KKA yang menggunakan sejenis narkoba didalam asrama. Karena menurutnya, ini menjadi masalah serius yang tidak terpuji, bahkan tidak menghargai. 

Kepada Haris, MN juga menyampaikan bahwa banyak calon mahasiswa asal Natuna, yang hendak mendaftarkan diri untuk menggunakan gedung asrama laki-laki di Jakarta, Namun, seorang mahasiswa yang menghuni bangunan itu menolaknya.

“ Kamu tidak bisa lagi tinggal di asrama ini, karena ini adalah milik Kabupaten Anambas, jadi mahasiswa asal Natuna tidak bisa menempati.” Jelasnya meniru penolakan mahasiswa asal Anambas.

Dalam kunjungannya, wakil bupati KKA Abdul Haris ke Natuna belum lama ini, juga mengomentari hal tersebut, Ia mengatakan bahwa antara Natuna dengan Anambas adalah satu, hanya system administrasi saja yang memisahkan, keduanya bagaikan anak dan ibu yang tidak dapat dipisahkan.

Menurutnya, masalah pemanfaatan gedung asrama mahasiswa di Jakarta maupun ditempat lain yang ada diluar daerah kedua kabupaten, hendaknya bisa digunakan bersama-sama, tidak boleh ada perbedaan dan saling membedakan satu sama lain, baik mahasiswa asal Natuna begitu juga Anambas.

“ jangankan untuk meminta satu dari setiap bangunan asrama putra dan putri mahasiswa yang ada diluar Natuna seperti, Pontianak (Kalbar), Pekanbaru, Jogjakarta, Jakarta, Tanjungpinang dan Bandung, bantuan yang diberikan kabupaten induk kepada KKA, sudah sangat disyukuri dan membantu.”.(Hermann).


Kontribusi PT Sacofa Indonesia Cuma Untuk Anambas

MN.Natuna – Beda Natuna, beda pula untuk Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) Sikap tebang pilih dilakukan oleh PT Sacofa Indonesia, hal ini terbukti setelah mendengar pengakuan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) H.Abdul Haris, bahwa selama ini mereka memberikan dana CSR (Corporate Social Responsibility) di KKA.

Hubungan ini sudah berlangsung baik dan cukup lama, Haris juga mengakui dirinya akan meminta kerjasama untuk membangun jaringan seluler dibeberapa daerah dari enam kecamatan yang ada di KKA.

“ Memang kami sempat menaruh curiga terhadap aktifitas dan keberadaan PT Sacofa ini, karena dari negara asing, kita khawatir mereka menyelundup dan melakukan penyadapan data serta kegiatan didaerah perbatasan.”

PT Sacofa Indonesia merupakan perusahaan jaringan telekomunikasi asia dengan basis kabel serat optik bawah laut, yang dibenamkan di dasar perairan Natuna, membentang dari Sibuntal Malaysia- Kalimantan- KKA- Natuna dan Singapura.

Meskipun tidak besar nilainya, namun CSR yang diberikan untuk KKA seperti bantuan kegiatan kepemudaan, bhakti sosial, sudah cukup menunjukan bentuk penghargaan dan kontribusi daerah setempat, dimana sebuah perusahaan beroperasi, terlebih jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan asing.

Kepada MN, jajaran petinggi PT Sacofa Indonesia yang pernah diundang ke Natuna beberapa waktu menyebutkan, untuk bidang telekomunikasi tidak ada rumusan atau istilah CSR, tidak sama halnya pada bidang perminyakan dan gas, sehingga mereka hanya mengurus ijin administrasi saja kepada pemerintah setempat. Selain tidak berkontribusi kepada daerah, keberadaan unit relay jaringan PT Sacova Indonesia di Jalan Penarik Natuna ini, juga ketat penjagaan, sehingga utusan lembaga maupun instansi pemerintah dipersulit untuk masuk.

Ditambah lagi, ada beberapa ruang yang disterilkan dari pengunjung, tidak membayar pajak daerah (langsung ke pusat-red) pengurusan administrasi perijinan yang kadaluarsa dan daftar DO (delivery order) BBM Solar untuk generator listrik perusahaan ini tidak terdaftar dan menggunakan sub kontraktor.

 Natuna sebagai kabupaten induk sudah mendapat perlakuan yang tidak sebagaimana mestinya, dari perusahaan ini, anehnya mengapa justru kabupaten kepulauan anambas sebagai daerah pemekaran lebih diistimewakan, kendati demikian, hendaknya pemerintah eksekutif dan legislatif memperjuangkan hak ini untuk kepentingan daerah.(Hermann).

Perbup Jam Belajar Tahun Ini Direalisasikan

MN.Natuna – Peraturan Bupati (Perbup) No 7 tahun 2008 tentang jam belajar malam bagi pelajar di Natuna, tahun ini mulai diterapkan, hal ini diungkapkan Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si kepada MN belum lama ini, menurutnya, Dinas Pendidikan setempat juga telah merujuk kepadanya, agar aktifitas kalangan pelajar dapat dibatasi, terutama pada malam hari.

Hal ini juga dipertimbangkan berdasar kondisi lingkungan pergaulan sex bebas yang kian marak, tentunya ini bisa menimbulkan dampak negatif, jika kalangan pelajar berkeliaran pada malam hari dan terkontaminasi  kegiatan remaja dewasa yang kerap berkelompok disejumlah tempat terisolir.

Dengan ditegakannya perbup ini, diharapkan tidak hanya pihak sekolah, satpol PP, akan tetapi juga kalangan orang tua murid dan lapisan masyarakat umum juga harus memiliki kesadaran tanggungjawab untuk ikut andil mengawasi aktifitas kalangan pelajar yang masih beraktiftas diluar rumah pada malam hari.

Sebelum Perbup ini diterapkan, ilyas juga menginginkan dalam teknis pelaksanaannya, dilakukan sedikit penyemprnaan rancangan, soal regulasinya, sehingga nantinya semua komponen, tidak hanya elemen  dunia pendidikan saja, tetapi juga masyarakat sekitar ikut menjadi pengawas terhadap kegiatan pelajar di malam hari.  

Adapun sebelum penerapan perbup ini, dilakukan kajian regulasinya, sehingga Ilyas bakal memberikan sentuhan sedikit perubahan pada teknis pelaksanaannya, guna mengambil tindakan tanpa dampak sosial bagi anak dan pelajar. Tentunya sedikit perubahan akan lebih baik ketimbang tidak terjadi sama sekali.

Mengingat kalangan pelajar merupakan aset generasi penerus yang akan membawa perubahan daerah, jika sedini mungkin tidak diberikan pembinaan dan perhaian yang baik, kelompok ini sangat rentan terbawa pengaruh negatif disekitar lingkungannya, seperti, merokok, menggunakan narkoba, hingga ugal-ugalan dalam berkendara.

Perbup jam belajar malam kepada pelajar ini, merupakan regulasi penyeimbang untuk menyangga optimalisasi kualitas dunia pendidikan, terlebih lagi, di Natuna juga menyiapkan anggaran lebih dari 20 persen setiap tahunnya, untuk mengakomodir wajib belajar 12 tahun gratis, hingga bantuan beasiswa mahasiswa bagi yang prestasi dan kurang mampu.

Konsistensi pemerintah daerah terhadap dunia pendidikan di Natuna, dirasa lebih dari cukup, karena bukan hanya anggaran yang disiapkan, melainkan juga penyediaan jasa transportasi sektor darat dan air bagi masyarakat kepulauan.(Hermann).