Selasa, 29 Mei 2012


Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli M.si




Kinerja Mesin Pembangkit Listrik Carut marut
Dari Tiga Bintang Ke Tiga Bintang

MN, Natuna – Menyusul pasca berakhirnya kontrak kerjasama jual beli daya listrik antara Perusahaan Daerah (Perusda) dengan rekanan PT.Tiga Bintang pada bulan Agustus 2012 mendatang, Pemkab Natuna menaruh harapan agar pembangunan mega proyek mesin pembangkit listrik sebesar 6 MW di Pering Bandarsyah rampung sesuai jadwal.

Ironisnya, sebelum kontrak ini berakhir, kinerja perusahaan asal Surabaya ini tidak memuaskan, dari beberapa waktu terjadi pemadaman listrik, pelanggan yang klaim kepada pihak PLN setempat, tidak bisa berbuat banyak, karena kendala teknisnya disebabkan oleh kerusakan unit mesin milik Tiga Bintang, terkadang trip sehingga daya yang disingkronkan ke PLN mengecil.

Kondisi ini tidak jarang membuat pihak PLN kesal menerima hujatan pelanggan yang tidak tahu masalah teknis sebenarnya, karena masyarakat hanya tahu PLN adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa listrik.

Hal ini kerap terjadi sepanjang performance mesin berlogo Caterpilar ini, tidak mendapat perawatan berkala yang cukup dari tenaga teknisi operator, sudah pasti fungsi dan kondisi mesin tidak dapat bekerja maksimal. Dari informasi yang dihimpun dilapangan, PT Tiga Bintang juga kerap kehabisan bahan bakar, terkadang harus meminjam dengan PLN, karena perusahaan ini tidak memiliki stok cadangan BBM yang cukup.

Masalah demi masalah seputar daya listrik di Natuna, dimungkinkan tidak pernah berujung, apalagi setelah mesin pembangkit berkekuatan 6 MW yang tengah dirakit di Pering Bandarsyah bisa mengaliri listrik ke masyarakat, pasalnya mesin penambah daya untuk Natuna ini merupakan barang milik perusahaan yang sama, hanya sumber anggaran untuk proses pengadaannya saja yang berbeda.

Kalau yang sampai saat ini mengalir kemasyarakat, hasil kontrak kerjasama jual beli daya PT Tiga Bintang dengan pemerintah setempat melalui perusahaan daerah, sedangkan mesin besar yang baru akan dioperasikan pada bulan September mendatang, merupakan hasil lelang tender PLN ditingkat pusat dengan sistem jual beli daya yang sama.

Kerjasama jual beli daya pemerintah dengan perusahaan ini, tidak hanya untuk di Ibukota kabupaten (Pulau Bunguran), melainkan juga disejumlah kecamatan seperti Bunguran Utara, Subi, Pulau tiga dan Midai, dikecamatan Midai, perusahaan ini juga tidak memberikan pelayanan yang semestinya, sejak akhir 2011 lalu, hingga saat ini mesin miliknya belum beroperasi sebagaimana mestinya.

Dengan berbagai alasasn kerusakan komponen mesin pembangkit, seharusnya pihak pemilik bisa mengatasinya dengan menyiapkan suku cadang di Natuna, karena kerusakan yang terjadi masih berkisar antara boster, piston dan dinamo. Perkembangan daerah sangat bergantung dengan kemampuan suplai listrik yang memadahi, jika masih hidup mati, mustahil dapat menarik pengusaha dari luar daerah untuk melirik Natuna dan berinvestasi.

Bupati Natuna Drs H.Ilyas Sabli Msi yang dimintai komentarnya, mengaku kecewa, dengan aksi padam listrik, tanpa pengecualian, dirinyapun ikut merasakan mati lampu. kinerja mesin pembangkit listrik PT.Tiga Bintang yang tidak profesional berperan sebagai mitra pemerintah dalam hal pelayanan jasa jual beli daya listrik cukup dilema, karena kalau harus menggandeng perusahaan lain menjelang habisnya kontrak, memerlukan waktu yang lama, mulai dari negosiasi, ikatan kontrak hingga perakitan mesin di Natuna.

Bisa jadi sebelum mesin dari perusahaan lain itu hidup, mesin pembangkit berukuran besar yang ada di Pering sudah running dan mengalir kemasyarakat. Mau –tidak mau harus dijalani menjelang hidupnya mesin besar itu, dirinya berharap, pekerjaan perakitan hingga running test nantinya bisa tepat waktu sesuai jadwalnya September mendatang.(Hermann).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar