Kamis, 18 April 2013


·      “Banjir” Job Pembangunan Pelabuhan

Dishub Natuna Usulkan Rambu Layar Malam  

MN.Natuna – Sarana bantu navigasi untuk keselamatan berlayar di perairan Natuna masih sangat minim, pengadaan dari sejumlah unit yang pernah dilakukan pemerintah setempat, kondisinya selain rusak karena usia pemakaian serta perubahan cuaca, sebagian lagi hilang akibat  ulah oknum tak bertanggungjawab.

Rambu pelayaran merupakan penunjuk alur dan jalur lintas yang digunakan aktifitas kapal berbadan besar maupun kapal nelayan tradisional pada siang dan malam hari. Tak ubah seperti rambu lalulintas, jika diikuti sesuai aturan rambu, hal ini membantu para pengguna jalur pelayaran untuk menghindari bahaya kecelakaan seperti, kandas menabrak karang atau bertabrakan dengan antar kapal.

Warga Ranai Darat Junaidi, Rudi, Wahyuda kepada MN membenarkan kondisi tersebut, menurut ketiga warga yang kerap melaut ini mengaku, aktifitas melaut yang terjadi pada malam hari, sangat rentan bahaya kecelakaan, tidak hanya diperairan laut dalam, disekitar alur pesisir pantai juga belum ada rambu malam yang memiliki lampu atau pantulan cahaya scothlight jika disoroti lampu.

Sehingga ini menjadi kendala yang cukup mengganggu aktifitas masyarakat yang hendak melaut, karena masih banyak kapal tradisional tempatan yang tidak semua dilengkapi dengan alat navigasi canggih seperti, GPS (Global Positioning System) atau sejenisnya.

Hal ini hendaknya menjadi perhatian ekstra bagi dinas terkait terhadap, pentingnya keselamatan berlayar, terutama pada malam hari, karenanya pengadaan serta operasional tahap perawatan secara berkala, harus menjadi skala prioritas bagi dinas perhubungan dalam rangka memberikan dukungan pelayanan.

Masyarakat  kepulauan dominan, mengandalkan mediator transportasi penyeberangan antar pulau kecamatan, dengan menggunakan kapal tradisional yang terbuat dari kayu, tanpa mengenal waktu siang dan malam hari, tak jarang harus ditempuh demi tuntutan hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat tempatan.

Geografis Natuna sebagai daerah kepulauan, mencakup 97 persennya terdiri dari perairan, tak heran acap kali masyarakat yang memiliki keterbatasan latar belakang akademis, menjadi seorang generasi nelayan sebagai pilihan terakhir, karena tidak adanya pengalaman dan keahlian lainnya. Seuah alasan objektif jika pemerintah juga mengimbangi pembangunan serta pelayanan masyarakat, tidak hanya di sektor darat saja.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Pos Telekomunikasi dan Informatika Wan Siswandi S.Sos Msi di ruang kerjanya menyebutkan, usulan terhadap pengadaan dan pembangunan rambu pelayaran sudah dijadikan program prioritas dinas ini, namun usulan atas kebutuhan anggaran ini belum terealisasi.

Dalam hal pendataan, tim dinas ini telah melakukan inventarisir titik vital navigasi yang dianggap perlu untuk dilakukan penambahan rambu pelayaran, baik untuk siang maupun malam hari seperti, Penagi- Pulau Tiga, Pulau Tiga- Binjai, Binjai - Sedanau dan Sedanau - Kelarik, Kelarik - Pulau Laut, Serasan dan Subi.

Menurut Wan Siswandi, anggaran yang diperlukan untuk membangun rambu pelayaran malam di perairan Natuna menelan Rp 2 miliar lebih, tahun 2013 ini merupakan tahun kedua kalinya dinas perhubungan mengusulkan kepada pemkab Natuna dan lembaga legislatif atas kebutuhan pembangunan rambu ini, namun kebijakan pemerintah mempunyai pertimbangan prioritas terhadap sektor lainnya.  

“Ada beberapa hal yang memang tidak bisa dipisahkan, kapal sebagai armada transportasi,  pelabuhan dan rambu laut, rambu itu memang pasti yang paling vital, dari dinas ini sudah memprogramkan pengajuan tersebut .”
 
Siswandi juga menambahkan, pemerintah terus berupaya menunjukan konsistensi pembangunan dibidang perhubungan laut, keterbatasan anggaran yang ada saat ini, telah disiasati dengan mengajukan usulan ditingkat provinsi dan pusat, hal ini dibuktikan dari bantuan pembangunan Pelabuhan di sejumlah kecamatan diantaranya seperti, untuk kapal milik PT Pelni di Serasan Rp 10 milyar, Midai Rp 30 milyar, sedangkan di Pulau Laut Rp 30 milyar untuk  pelabuhan perintis dan Subi Rp 6 milyar.

Pembangunan mega proyek pelabuhan bernilai milyaran rupiah ini, merupakan kegiatan sharing antara kabupaten, tingkat provinsi dan pusat, pemerintah daerah setempat hanya diberikan jatah untuk mengakomodir anggaran pembebasan lahan, study kelayakan dan DED (Detailed Engineering Design).

Selain pelabuhan tersebut, pemkab Natuna dan Pemprov Kepri sharing anggaran untuk meningkatkan pembangunan pelabuhan Perhubungan Penagi dengan menambah volume panjang sekitar 100 meter menjorok ke laut dengan desain huruf U, tahun ini dianggarkan dari Anggaran Pndapatan Belanja Daerah (APBD) Natuna sebesar Rp 7 milyar untuk DEDnya, sedangkan kebutuhan pembangunan fisik ditanggung Provinsi dengan anggaran mencapai Rp20 milyar.

Pasca rampungnya penegerjaan tersebut, bakal menyusul pembangunan Pelabuhan armada kapal Roro (Roll on Roll Off) di sekitar Selat Lampa dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tahun 2014 mendatang dengan pagu anggaran sekitar Rp 25 milyar, tahun ini tim survey dari Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) dan kementrian perhubungan laut melakukan peninjauan, diatas lahan seluas 1 hektar yang dibebaskan Pemkab Natuna, bakal dilakukan perubahan “view desain” yang dikonsep tahun 2004 lalu.

Ditambah lagi pembangunan pelabuhan Samudera, sebagai akses dermaga internasional, untuk konstruksi fisik kegiatan ini menelan anggaran dari tingkat pusat dan provinsi sekitar Rp200 milyar lebih, selain DED, study kelayakan, pemkab Natuna juga menanggung pembangunan akses jalan penghubung ke Desa Teluk Buton Kecamatan Bunguran Utara yang saat ini tengah dirintis Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat.

Agar terjadi pemerataan, percepatan pembangunan serta multi player efek terhadap peningkatan ekonomi masyarakat tempatan, pembangunan Pelabuhan samudera ditunjuk di Desa Teluk Buton kecamatan Bunguran Utara, mengingat, mulai dari pelabuhan bongkar muat Depot Pertamina, Pelabuhan Perikanan Terpadu dan Pelabuhan kapal Roro sudah terpusat di Selat Lampa juga di Kecamatan Pulau Tiga sudah terpusat menumpuk.

Selain pembangunan pelabuhan besar luncuran tahun anggaran 2013-2014 ini, Dinas Perhubungan setempat akan tetap melanjutkan tahap pengerjaan pelabuhan pendukung di beberapa titik diantaranya, Desa Sumedang Kecamatan Bunguran Barat, Desa Air Putih Kecamatan Midai dan Desa Air Kumpai di Kecamatan Serasan.(Hermann).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar